Rabu, 04 November 2009

A Theory

If there’s a theory about love, then love wouldn’t be as emotional as we know.
Love is something random, unexplainable, and unpredictable.
Love is God’s will.
The secret of love is love itself.
Jadi bukan salah Nara nggak bisa mengerti Diska sepenuhnya.
Begitu pula sebaliknya.
Kenapa?
Karena keduanya memaksa untuk memahami satu sama lain, hingga mereka lupa untuk memahami cinta itu sendiri.
Memahami bahwa cinta itu menyatukan perbedaan.

“Kalau aku pake baju ini bagus, nggak?”, tanya Diska.
“Kamu pake baju apapun juga bagus, sih”
Cowok bukan mahluk yang detail dan malas meributkan hal kecil. Namun cewek melihat itu sebagai bukti betapa besarnya perhatian si cowok hingga ke masalah penampilan si cewek. Hingga akhirnya mereka lupa, poin sesungguhnya yang harus mereka ambil adalah ketika si cowok tetap berusaha membahagiakan ceweknya dengan berusaha bersikap peduli.

“Aku udah nggak tahan lagi sama sikap kamu. Kita putus”, omel Diska.
“Kalau menurut kamu itu yang terbaik”, jawab Nara.
Terkadang cewek mudah mengucapkan putus bukan berarti karena mereka benar-benar ingin putus, namun justru karena mereka ingin melihat si cowok mempertahankannya.

“Kamu terlalu cuek, nggak peduli sama hubungan kita”, keluh Diska.
“Kamu yang terlalu berlebihan, selalu minta diperhatiin”, balas Nara.
Andai saja mereka mengakui, bahwa keduanya benar. Terlalu cuek atau terlalu perhatian sama-sama akan mengganggu hubungan mereka.

Selalu saja ada pertentangan diantara keduanya. Yang lucunya, semakin bertentangan, semakin mereka saling tarik-menarik. Sekali lagi, ini bukan teori tentang cinta. Karena cinta itu sesuatu yang acak, tak memiliki suatu pola. Tak punya dosis tepat, dan tak ada panduan penggunaannya.
Setiap kisah memiliki gaya mereka sendiri dalam menuturkannya, merangkainya hingga sepadan melengkapi bagian cerita dalam hidup.
Suatu fenomena klasik, dimana ada saja seorang individu yang terus mengeluhkan akan hubungannya atau pasangannya yang pada kenyataannya, mereka tetap menjalaninya, seberat apapun itu.
Atau bahkan ada individu yang mengaku mati bosan, namun tak bisa melepaskan orang itu dari hidupnya.
Kalau kata ilmu pengetahuan, it’s unexplainable.
Kata agama, it’s destiny.
Kata saya, it’s curse.
Kata orang-orang, it’s love.
Jadi di kala salah satu dari kita ada di sebuah persimpangan dan bingung menentukan apa kita harus bertahan atau menyerah, you should go back to the basic question.

Bisakah kamu tanpanya?

*dedicated to people who tends to forget to forgive

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Daftar Blog Saya

Mengenai Saya

Foto saya
I am a product of imagination who dwells in a faraway castle. This blog is not related to my profession in real life but meant to be a tool for me as a human to share my thoughts and notions. This blog was initially started as a project in my college time because I took marketing communication as my concentration but it appears that I need a vessel of my imagination so here we are ! PS: pardon my language or thoughts if you feel it's quite offensive :)

Pengikut

Arsip Blog