Sabtu, 10 Juli 2010

daydreaming

Mimpi.
Mimpi adalah imajinasi kelabu yang didengungkan desiran hawa nafsu hingga berwujud keinginan, yang disucikan pembenarannya. Setiap letupan keinginan memamerkan gaungnya, hanya agar semesta alam terusik dan terpikat olehnya. Maka keinginan adalah godaan klasik yang senandungnya kadang lirih saat dia tersiakan.
Dan dia pun hadir dalam mimpi. Membuat jengah dengan wujud kokohnya yang tak teraba. Hanya ilusi megah membuat keingintahuan membayangi. Apakah dia? Bagaimanakah wujudnya aslinya? Darimanakah asalnya? Sungguh elegi yang buyar dalam teka-teki akan keinginan yang singgah dalam mimpi.
Bila saja, mimpi mudah digapai. Maka keinginan bukan suatu tragedi. Maka tak ada keinginan yang ironis. Maka keinginan bukan lagi proposisi mimpi, melainkan dialah mimpi itu sendiri.
Coba dengar bisikan angin, saat dia tertawa hambar. Miris melihat problematika yang mendarah daging dalam nurani manusia. Apakah manusia yang mengontrol keinginan, atau justru sebaliknya?
Derap-derap langkah cemas genderang jantung. Keinginan begitu memikat, hingga mampu menguasai mimpi. Terombang-ambing oleh segala tipu daya dan segenap ilustrasi akan serupa bentuk, dari gumpalan keinginan. Maka kita akan semakin goyah, semakin pilu dan hambar akan teka-teki waktu yang tak menjelaskan apa raga dari keinginan itu sendiri.
Ketika kata-kata bukan lagi yang dimau dan hanya keinginan yang membangkitkan mimpi dalam senandung lirih para insan yang tertidur lelap, maka keinginan pun mulai kehilangan artinya. Mimpi hanya bayangan buram akan ketidakpastian. Dan kembali membuat kita bertanya. Bertanya pada diri sendiri, selayaknya kita sedang bertanya pada Tuhan. Apakah manusia yang mengontrol keinginan, atau justru sebaliknya. Keinginan yang mengontrol manusia.
Berkehendaknya manusia seolah menjadi pertanyaan klasik yang hanya menjanjikan kemampuan menjawab, tanpa pembuktian yang nyata. Tanpa evaluasi. Tanpa realisasi.
Jika saja, manusia dapat hidup di negeri dongeng, dimana setiap orang dapat hidup dalam mimpi mereka dan menghidupkan mimpi itu sendiri. Santun didengungkan serentetan dongeng hanya agar kita bertahan. Dan mampukah kita bertahan dalam negeri dongeng? Negeri yang layaknya sangkar emas, dimana kebahagiaan adalah memikat, kemudian mengikat.
Namun, aku mau bermimpi. Aku ingin bermimpi. Entahlah mimpi itu hanya ilusi dan hanya keinginanku yang mampu hidup didalamnya. Aku tetap ingin bermimpi. Entahlah mimpi itu mampu memburamkanku dengan luapan keinginanku yang terpancar didalamnya. Aku tetap ingin bermimpi. Entahlah hingga pada akhirnya aku menjalani hidupku layaknya mimpi, biarkanlah mimpi menjadi hidupku.
Layaknya madu beracun, yang begitu manis memikat. Warna coklat keemasan begitu menarik, hingga mengundang orang menyentuhnya. Mencobanya setetes demi setetes hingga akhirnya ketagihan. Dan malaikat kematian pun mampu tersenyum lebar, hingga akhirnya dengan sabar menanti dan siap menjemput raga yang jiwanya terenggut. Begitulah memikatnya mimpi. Kekuatan dari keinginan. Penuh ketidakpastian dan dunia yang tak mengenal batasan.
Bahagialah kamu yang berkeinginan. Bahagialah kamu yang bermimpi. Karena mimpi takkan hadir tanpa keinginan yang membahana dalam gejolak jiwa setiap insan. Mimpi adalah senjata yang mampu membuat bumi dan langit iri sekaligus berdoa. Berdoa untuk tahu, bahwa mimpi mereka hadir untuk menjadi suatu realitas. Perihnya realita mungkin membangunkanmu dari mimpi. Namun bukan berarti memacumu lari darinya. Realita menginginkanmu hanya agar kamu bangun dan kembali bermimpi, hingga kamu bangun untuk mengejar mimpi itu. Realita menyadarkanmu akan pesan kehidupan. Bermimpilah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Daftar Blog Saya

Mengenai Saya

Foto saya
I am a product of imagination who dwells in a faraway castle. This blog is not related to my profession in real life but meant to be a tool for me as a human to share my thoughts and notions. This blog was initially started as a project in my college time because I took marketing communication as my concentration but it appears that I need a vessel of my imagination so here we are ! PS: pardon my language or thoughts if you feel it's quite offensive :)

Pengikut

Arsip Blog