Sabtu, 10 Juli 2010

Love Presentation

“Kenapa aku harus nerima kamu?”
Kiki mengerutkan dahinya. Wajah bulat dan menggemaskannya terlihat cemberut sekaligus bingung menatap Morie yang membawa sebuah cincin yang dibuat dari bunga, yang buru-buru dibuatnya tadi pagi akibat ide mendadak melamar sahabatnya itu dengan alibi ‘say it with flowers’. Bukan sebuah cincin yang layak yang sewajarnya diberikan saat seorang pria melamar seorang wanita, sama tak layaknya dengan seorang Morie yang tak pernah serius itu kini berlutut melamar sahabatnya sendiri, yang sedang duduk santai di bawah pohon rindang tempat mereka biasa bercanda dan berbagi cerita.
“Memangnya ada alasan buat kamu nolak aku?”, tanya Morie ikut mengerutkan dahi, penuh kepercayaan diri dan ketulusan.
“Ok. Kalo ini bercanda, aku nggak mau ikutan”
“Kalo serius, kamu mau?”, tanya Morie penuh harap.
“Morie!”
“Ya, sobatku yang bawel”
“See? Kamu nggak pernah serius”
“Tapi kamu mau aku serius sama kamu?”
“In your dream! We’re bestfriends, not couple”
“Tapi aku nggak mau pacaran sama kamu, Ki”
Kiki bertolak pinggang. Wajahnya merah menahan marah.
“Gimana caranya dari sobatan langsung nikah!? Mikir dong, Morieeeeeeeee”
“Aku maunya kamu tetap jadi sobatku”
“Sobat bukan pasangan hidup, Morie”
“Aku nggak mau kamu cuma jadi pasangan hidupku, Ki. Aku mau kamu jadi sahabat dan teman hidup sampai akhir hayatku”
“Tanpa nikah, kita bisa sahabatan terus kok, Mor”
“Kita bisa saling mengerti dan memahami selamanya”
“Yap”
“Tapi aku mau jadi yang satu-satunya mengerti dan memahami kamu”
“Morie, be serious”
“Aku boleh presentasi bentar nggak?”
“Hah?”
“Aku konyol dan nggak pernah serius. Aku selalu gagal presentasi dengan baik. Tapi aku mau ini jadi presentasi terbaik aku, dan aku mau kamu satu-satunya yang jadi saksi presentasi terbaik aku”
Kiki bingung. Dia menahan tawa akan kelakuan sahabatnya kali ini. Entah jebakan atau bahan lawakan apalagi yang akan dilihatnya dari Morie. Melihat wajah penuh harap Morie, Kiki menganggukkan kepalanya.
“Kirana Indira Raisha. Kamu orang paling bawel dan menyebalkan yang pernah aku temui”
Sedikit terkejut. Kiki membelalakkan matanya.
“Kamu keras kepala, galak, miss repot dan suka ngerepotin orang, sok idealis, bawel, tukang komentar, perfeksionis padahal ceroboh. Aku nggak tahu maumu. Tapi aku yakin kamu sendiri nggak tahu mau kamu apa. Kamu orang paling menyebalkan yang pernah aku temui”
Setengah menganga, mata Kiki semakin membelalak. Seolah siap menyalak dan mencabik Morie yang kini berdiri mempresentasikan presentasi terbaiknya.
“Dan ada banyak hal yang aku nggak ngerti dari kamu”
Kiki menatapnya tajam.
“Kenapa orang sekeras kepala dan serepot kamu bisa bikin aku semakin nggak bisa ngebiarin kamu”
“Kenapa orang segalak kamu bisa bikin aku ketagihan lihat kamu marah-marah”
“Kenapa aku bisa kangen setengah mati kalau nggak denger bawelnya kamu”
“Kenapa semakin aku nggak ngerti kamu semakin aku pengen tahu tentang kamu”
“Dan yang paling aku nggak ngerti, kenapa orang semenyebalkan kamu bisa bikin aku sebegini nyamannya di samping kamu”
“Setiap hari aku bingung gimana mesti menghadapi kamu. Aku bingung harus tetap jaga persahabatan kita atau harus menjadikan kamu pacarku”
“Jadi, semalaman aku berpikir keras dan akhirnya aku memberanikan diri. Posisi apa yang pantas kamu tempati di hatiku”
“Be the love of my life, Kirana Indira Raisha”
Kiki terbengong-bengong mendengar presentasi Morie. Seolah itu bukan sosok Morie yang selama ini dikenalnya. Morie yang ini begitu serius dan yakin akan dirinya. Namun Kiki tak ingin terkecoh begitu saja. Dia tak mau Morie membodohinya untuk kesekian kali, seperti biasanya.
“Atas dasar apa kamu seenaknya milihin posisi aku? Emang kamu pikir aku bakal setuju? Emangnya aku bakal mau sama kamu? Emangnya aku peduli sama semua presentasi kamu?”
“Kamu bawel banget ya, Ki”, celetuk Morie cengar-cengir, membuat wajah Kiki bersemu merah.
“Nggak bisa jawab, kan?”, serang Kiki sebal.
“Emangnya kamu mau nyari kemana lagi cowok yang bersedia mencintai kamu segila dan sekonyol aku?”
“Yee! Emang yang mau sama aku cuma kamu doang!?”
“Tapi yang aku mau cuma kamu”
“Dan aku nggak pernah ngelihat kamu segombal ini”
“kamu yang paling tahu aku paling nggak bisa gombal”
“Yakiiiinnnnn?”
“Heh, sesi tanya jawab presentasinya belum dibuka, tahu”
“Buka aja. Pertanyaan aku cuma satu, kok”
“Ok. Apa pertanyaannya?”
“Kasih aku satu alasan kenapa aku harus nerima kamu”
“Hahahah”, Morie tergelak.
“Kenapa ketawa?”
“Kamu belum ngerti juga ya, Ki?”
“Emang kenapa?”
“Aku butuh kamu, lebih daripada kamu butuh aku”
“Shit”, geram Kiki speechless.
Senyum lebar menghias wajah Morie yang kini berbinar, menunjukkan kepercayaan dirinya yang menumpuk.
“Gimana presentasiku?”
“E”
“Hah? Serius!?”, Morie terbengong-bengong.
“E for Excellent”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Daftar Blog Saya

Mengenai Saya

Foto saya
I am a product of imagination who dwells in a faraway castle. This blog is not related to my profession in real life but meant to be a tool for me as a human to share my thoughts and notions. This blog was initially started as a project in my college time because I took marketing communication as my concentration but it appears that I need a vessel of my imagination so here we are ! PS: pardon my language or thoughts if you feel it's quite offensive :)

Pengikut

Arsip Blog